Senin, 01 Maret 2010


TOPOLOGI RBT (Ring Back Tone) PT. Telkom Risti



RBT (Ring Back Tone) adalah nada panggil tunggu (biasanya dalam bentuk karya musik) yang dipakai pada teknologi jaringan komunikasi (ketika kita menghubungi seseorang). Beberapa tahun yang lalu, hal sejenis ini kita kenal sebagai pemakaian backsound suara pengganti nada tunggu atau hold-on ring. Teknologi penyampaian yang dipakai adalah pemancaran (upload data audio digital) langsung ke pesawat pemakai (user). Proses RBT bisa dilihat dari beberapa tahap, yaitu :

1. Terjadinya proses penggandaan (copy-paste) master rekaman (yang didalam contentnya terdapat hak cipta bagi para pencipta lagu, performers right bagi artis penyanyi dan sound recording rights bagi label).

2. Terjadi juga proses pemancaran/transmission content dari server Telco ke HP pendownload.

3. Terdapat keterlibatan teknologi-teknologi baru (hardware dan software) pendukung, dimana terdapat hak-hak yang dimiliki oleh penyedia (provider teknologi).

Konfigurasi Layanan RBT :

Fitur dan pola akses RBT :

1. Basic RBT, layanan ini memungkinkan pelanggan yang berlangganan RBT untuk dapat memperdengarkan content RBT seperti nada dering, rekaman suara dan lain sebagainya kepada orang lain yang menghubungi nomor telepon dirinya.

2. Gift RBT, layanan ini memungkinkan seseorang yang berlangganan RBT memberikan content RBT yang dipesannya kepada nomor telepon orang lain, sehingga nomor telepon orang lain tersebut dapat memperdengarkan content yang telah diberikan ketika nomor teleponnya dihubungi.

3. Recorded RBT, layanan ini memungkinkan sesorang untuk merekam voice secara individual untuk kemudian dijadikan sebagai ring back tone ketika nomor teleponnya dihubungi.

4. Advertizing RBT, layanan ini memungkinkan sebuah RBT berisi klip suara dari sebuah perusahaan yang dijadikan sebagai ajang kegiatan promosi dari produk material/ jasanya.

Pola akses yang dapat dilakukan untuk melakukan personalisasi RBT dapat ditempuh dalam berbagai macam cara sebagai berikut :

1. Akses melalui IVR, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT melakukan dialing ke nomor akses provider RBT selanjutnya melakukan proses subcribe sesuai petunjuk IVR yang diberikan.

2. Akses melalui SMS, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT mengirimkan SMS ke provider RBT dengan syntax tertentu, selanjutnya sistim RBT secara otomatis mengaktifkan fitur RBT pada no telepon yang dikehendaki.

3. Akses melalui WEB, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT melakukan pendaftaran fitur RBT melalui petunjuk yang diberikan pada situs WEB provider RBT, selanjutnya sistim RBT secara otomatis mengaktifkan fitur RBT pada no telepon yang dikehendaki.

Implementasi RBT di PSTN :

1. Infrastruktur jaringan yang meliputi pemilihan jenis koneksi dan dimensi jaringan untuk menghubungkan perangkat server dengan sentral. Jenis koneksi direkomendasikan menggunakan link E1 dengan CCS #7 yang diketahui memiliki kecepatan dalam melakukan call set up, sementaara dimensi jaringan yang berkaitan dengan kapasitas user yang akan terhubung dengan RBT menentukan apakah akan dipilih sistim RBT terpusat (Centralised) atau tersebar (Distributed)dalam hal memberikan service RBT kepada pelanggan PSTN.

2. Jaringan TCP/IP yang terjamin realibitiy dan securitynya sehingga tidak menjadi hambatan untuk melakukan monitoring, provisioning dan updating content pada perangkat RBT server.

3. Pelanggan yang berlangganan ring back tone adalah pelanggan yang terhubung langsung dengan jaringan PSTN tanpa melalui sentral perantara seperti PABX.

4. Proses inserting RBT pada jaringan PSTN dapat dilihat pada gambar berikut :

Gb. 2 Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN

Tipikal konfigurasi implementasi RBT pada jaringan PSTN :

Gb. 3 Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN

Pada koneksi antara Sentral dengan Server RBT yang mempergunakan link E1 CCS #7 terdapat 2 (dua) jenis network yaitu Signalling Network yang bertugas untuk melakukan pembangunan dan pembubaran hubungan. Hubungan dengan server akan terbentuk sejak connection path antara caller dan called terbentuk sampai dengan called menjawab panggilan atau time out state ringing dilampaui. Server RBT secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) sub sistem yaitu :

1. RBT Management Server, berfungsi sebagai server pengendali seluruh aktifitas pelayanan RBT bagi pelanggan yang berlangganan RBT. Pada server ini terhubung database pelanggan dan data pemakaian RBT (CDR) dari setiap kejadian koneksi terhadap server.

2. RBT Content akan memainkan lagu, klip suara dan rekaman lainnya secara individual pada saat pelanggan sedang dihubungi (ringing state).

3. RBT IVR, server yang berisi petunjuk bagi pelanggan yang ingin mengaktifkan fasilitas RBT pada pesawat teleponnya.

Flow message dari IVR secara umum adalah sebagai berikut :

Gambar 3 Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN

Pada koneksi antara Sentral dengan Server RBT yang mempergunakan link E1 CCS #7 terdapat 2 (dua) jenis network yaitu Signalling Network yang bertugas untuk melakukan pembangunan dan pembubaran hubungan. Hubungan dengan server akan terbentuk sejak connection path antara caller dan called terbentuk sampai dengan called menjawab panggilan atau time out state ringing dilampaui. Server RBT secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) sub sistem yaitu :

1. RBT Management Server, berfungsi sebagai server pengendali seluruh aktifitas pelayanan RBT bagi pelanggan yang berlangganan RBT. Pada server ini terhubung database pelanggan dan data pemakaian RBT (CDR) dari setiap kejadian koneksi terhadap server.

2. RBT Content akan memainkan lagu, klip suara dan rekaman lainnya secara individual pada saat pelanggan sedang dihubungi (ringing state).

3. RBT IVR, server yang berisi petunjuk bagi pelanggan yang ingin mengaktifkan fasilitas RBT pada pesawat teleponnya.

Flow message dari IVR secara umum adalah sebagai berikut :

Gb. 4 Flow Messsage IVR RBT

CMS (Content Management Server) berfungsi sebagai interface antara RBT Server dengan beberapa Content Provider (CP). CMS menyediakan berbagai jenis tipe koneksi dalam IP network environment, koneksi tersebut dapat berupa HTTP untuk koneksi via Web/ Internet atau berupa TCP/IP untuk koneksi melalui IP VPN. CMS juga menyediakan koneksi SMPP dengan Billing Server untuk keperluan pencatatan raw data CDR dan sebagai basis untuk pembuatan billing dan rekonsialiasi dengan pihak content provider.

Content Provider (CP) adalah mitra yang diajak bekerjasama dengan TELKOM untuk menyelenggarakan layanan PRBT bagi pelanggan PSTN. Content yang disediakan dapat berupa basic ring tone, polyphonic ring tone, jingle lagu, klip suara atau voice recording. Penyediaan content dapat diberlakukan dalam bentuk beli putus, pola sharing atas durasi koneksi ke RBT Server atau tipe pola sharing lainnya tergantung kesepakatan antara TELKOM dengan CP, namun yang menjadi kunci susksesnya layanan RBT ini adalah kontinuitas updating content, kestabilan jaringan dan pola charging yang kompetitif.

Kesimpulan

1. Konsep layanan RBT untuk pelanggan PSTN dapat diterapkan seperti halnya pada jaringan selular GSM maupun Flexi.

2. RBT yang berlaku pada saat pelanggan yang dituju sedang di panggil (ring state) memberikan sumber revenue bagi TELKOM serta meningkatkan value TELKOM bagi pelanggannya.

3. Layanan RBT dapat membangkitkan gairah bisnis berupa pola kemitraan dengan pihak ketiga (Content Provider) dalam wujud penyediaan content.

4. Susksesnya layanan RBT ini adalah kontinuitas updating content, kestabilan jaringan dan charging yang kompetitif.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar